Sesampainya dirumah, anak-anaknya yang kelaparan, merintih pedih, sambil memanggil-manggil: "Ibu, ibu kami sangat kelaparan, kami sudah hampir mati, karena tak kuat menahan rasa lapar, berilah kami apa saja yang bisa kami makan!" Mendengar rintihan dan tangisan anak-anaknya yang begitu menyayat hati, sang ibu memutuskan untuk kembali kepada saudagar yang kaya raya itu dan menceritakan kondisi kekritisan yang melanda keluarganya. "Apakah anda bersedia memenuhi keinginankan?" Tanya saudagar tersebut. Mulut wanita itu menjadi terkatup, seakan terkunci untuk menyatakan iya, namun dengan berat hati dan amat terpaksa dia menganggukan kepalanya."
Ketika saudagar itu hanya berdua dengan nya, semua persendian wanita itu menjadi bergetar, seakan anggota tubuhnya mau terlepas. Saudagar itu bertanya: "Ada apa dengan anda ini, mengapa tubuh anda bergetar?" wanita itu menjawab: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah", jawabnya singkat. Saudagar berkata: "Anda, dengan kondisi yang demikian kesulitan dan kefakiran yang amat kritis seperti ini masih merasa takut kepada Allah, semestinya aku harus lebih takut kepada-Nya dari pada anda." Maka saudagar itu memenuhi kebutuhan yang diperlukan wanita itu, lalu ia meninggalkannya, Wanita itu lalu pulang dengan membawa banyak makanan untuk keluarganya, sehingga gembiralah mereka.
Kemudian Allah swt. memberikan wahyu kepada Nabi Musa as.: "Hai Musa, katakanlah kepada si Fulan bin Fulan, seorang saudagar yang kaya itu, bahwa aku telah mengampuni dosa-dosanya." Maka datanglah Nabi Musa as. menemui saudagar itu dan berkata: "Hai si Fulan, apa yang telah anda perbuat terhadap Tuhanmu, sehingga Ia menurunkan wahyu kepadaku agar aku menemuimu." Lalu saudagar bercerita kepada Nabi Musa mengenai kisah antara dirinya dan wanita tersebut. Setelah saudagar selesai bercerita, Musa as. berkata: "Sesungguhnya Allah swt. telah benar-benar mengampuni dosa-dosa anda yang telah lalu."